Selasa, 19 Februari 2008
gaudi
Pak Josef, waktu pas kuliah hari pertama & diberitahu bahwa tujuan mata kuliah ini adalah menampung aspirasi yang kurang tertampung di mata kuliah lain, saya merasa senang banget. Tentang bahwa kami harus "gila" di mata kuliah ini, saya merasa tertantang. Soalnya saya memang berencana untuk "gila-gilaan" di semester ini sebagai persiapan TGA (yang katanya memang membuat gila. he2... Jadi daripada nanti terpaksa gila, lebih baik sekarang jadi gila duluan..) Saya berharap dengan "kegilaan" ini, akan mendobrak cara pandang saya, serta menambah pengalaman keilmuan sebagai bekal TGA nanti. Jika saya boleh jujur, saya bukanlah mahasiswa paling brilian di angkatan saya; namun saya berharap bimbingan bapak, agar saya dapat belajar. Terima kasih sebelumnya pak...
Kalau bicara tentang gila / being crazy, tokoh gila saya adalah Antonio Gaudi. Dia arsitek favorit sya. perkenalan pertama saya dengan arsitektur adalah melalui dia. Yaitu ketika saya masih SMP, saya menonton acara jalan-jalan ke Spanyol. Waktu itu, si pembawa acara berkunjung ke Cassa Milla. Weits,.. saya langsung kesengsem pas melihat kolomnya, yang astaga... seperti dipuntir dari plafond dan meleleh di lantai; dengan warna yang sulit dijelaskan, menghipnotis banget. Saya berpikir, bisa ya? membuat bangunan seperti itu??? Sejak saat itu, saya jatuh cinta dengan arsitektur, dan berharap suatu saat bisa mendesain sesuatu yang indah seperti itu. (kapan ya? he3...) Dan saya jadi penasaran, siapa sih Antonio Gaudi itu? koq bisa ya, dia punya passion yang begitu besar, sampai-sampai bangunan karyanya itu seperti bukan dibangun, tapi seperti dibentuk dengan tangan.
Menurut saya, karya-karyanya memang aneh, sangat aneh malah. namun, hal itu menunjukkan passion-nya, kecintaannya, kegilaannya akan arsitektur, akan sesuatu yang menjadi fokus hidupnya.
Dari kisah hidupnya yang sempat saya baca di koran Kompas beberapa tahun yang lalu, Gaudi memang "gila". Antara lain, saat dia masih jadi mahasiswa, di dianggap gila oleh dosennya karena merancang nisannya sendiri. Dia akhirnya drop out, dan menjadi tukang batu. bagaimanapun akhirnya dia akhirnya menghasilkan karya demi karya yang menghiasi kota Barcelona seperti Cassa Milla, Cassa Batlo, Park Guell. Juga karyanya yang akhirnya menjadi monumental, yaitu Gereja Sagrada Familia. demi gereja ini, seluruh perhatian, energi dan kreatifitasnya dia peras-peras ketika mengerjakan karya ini. dia rela mengetuk dari pintu ke pintu, meminta bantuan warga untuk menyumbang agar bisa melanjutkan pembangunannya. Namun tragisnya dia tidak berhasil menyelesaikannya, karena dia sudah keburu meninggal. Gara-garanya suatu pagi dia mendapatkan inspirasi dan terburu-buru pergi, di tengah jalan dia tertabrak kereta.
Jadi, menurut saya kegilaan akan sesuatu itu bukanlah sesuatu yang negatif. Saya interpretasikan sebagai gairah, perhatian penuh, pencurahan seluruh perasaan dan daya energi.
Devotion.
Kamis, 14 Februari 2008
Langganan:
Postingan (Atom)