Spanyol merupakan sebuah negara kerajaan yang telah mengalami suatu sejarah yang menarik dan bergolak. Keadaan alam yang bergunung-gunung dan kering, menjadikannya sebuah negeri yang sukar ditaklukan. Pada masa Sebelum Masehi, jazirah Spanyol terdiri atas kerajaan-kerajaan kecil suku Visigoth (suatu suku Germanik) yang suka berperang.
Pada tahu 711 M, salah seorang bangsawannya mengundang panglima besar dari Maroko yang Muslim untuk membantunya. Dalam 7 tahun, hampir seluruh jazirah Spanyol berhasil ditaklukkan kecuali bagian utaranya. Hampir selama 500 tahun sebagian besar Spanyol adalah negeri Islam, meskipun umat Islam pada umumnya toleran kepada umat Kristen dan Yahudi. Spanyol menjadi terkenal karena universitasnya, perobatan dan irigasinya, serta seni dan arsitekturnya. Alhambra (kastil dan istana) di Granada merupakan salah satu gedung yang dekorasinya paling cantik dan molek di Eropa.
Menjelang abad ke-11, penguasa Muslim saling bertikai. Hal ini dimanfaatkan oleh Castile, salah satu kerajaan kecil di utara, untuk menaklukan kembali Spanyol bagi Kristen. Pada akhir abad ke-16, Spanyol menjadi salah satu negara terkaya dan terkuat di Eropa berkat ekspedisi dan imperialisasi di Amerika Tengah dan Selatan.
Spanyol meruapakan sebuah bangsa dengan keberagaman budaya yang tinggi. Hal ini disebabkan perjalanan sejarahnya dipengaruhi oleh banyak budaya dan negara. Akar budaya Spanyol berasal dari perpaduan budaya Latin, Visigothic Eropa, Katolik Roma, Islam Timur Tengah, dan lingkungan Mediterania. Hingga saat ini, definisi budaya nasional Spanyol dikarakteristikan dengan ketegangan dan kontradiksi antara budaya Castilia (mayoritas) dan budaya Catalonia (minoritas).
Salah satu contoh budaya Spanyol yang memperoleh begitu banyak pengaruh adalah tarian Flamenco. Sekarang ini tarian Flamenco dianggap sebagai salah satu bentuk budaya Spanyol secara umum. Namun, sebenarnya tarian Flamenco berasal dari Andalusia, yang terletak di wilayah selatan. Akar dari tarian Flamenco berasal dari budaya kaum Gipsi Andalusia dan budaya Islam Persia. Dengan semakin berkembangnya tarian ini di wilayah lain, tradisi musik lokal ikut mempengaruhi, seperti unsur musik tradisional Castilia. Keberagaman ini menjadikan tarian Flamenco sebuah tarian dengan genre musik yang kuat, ritmik, bertenaga, anggun dan indah.
Spanyol meruapakan sebuah bangsa dengan keberagaman budaya yang tinggi. Hal ini disebabkan perjalanan sejarahnya dipengaruhi oleh banyak budaya dan negara. Akar budaya Spanyol berasal dari perpaduan budaya Latin, Visigothic Eropa, Katolik Roma, Islam Timur Tengah, dan lingkungan Mediterania. Hingga saat ini, definisi budaya nasional Spanyol dikarakteristikan dengan ketegangan dan kontradiksi antara budaya Castilia (mayoritas) dan budaya Catalonia (minoritas).
Salah satu contoh budaya Spanyol yang memperoleh begitu banyak pengaruh adalah tarian Flamenco. Sekarang ini tarian Flamenco dianggap sebagai salah satu bentuk budaya Spanyol secara umum. Namun, sebenarnya tarian Flamenco berasal dari Andalusia, yang terletak di wilayah selatan. Akar dari tarian Flamenco berasal dari budaya kaum Gipsi Andalusia dan budaya Islam Persia. Dengan semakin berkembangnya tarian ini di wilayah lain, tradisi musik lokal ikut mempengaruhi, seperti unsur musik tradisional Castilia. Keberagaman ini menjadikan tarian Flamenco sebuah tarian dengan genre musik yang kuat, ritmik, bertenaga, anggun dan indah.
Karena keberagaman yang tinggi, kadang budaya Spanyol diwarnai dengan kontradiksi. Sebagai contoh, adu banteng, atau Corrida de toros bagi orang Spanyol, merupakan pertunjukan juga olah raga yang menarik dan penuh kontradiksi. Secara visual, tampilan matador dalam kostum serba gemerlap dan halus, badan yang selalu langsing dan sportif, begitu kontras dengan tampilan banteng yang gelap, solid, dan sangat ganas. Gerakan matador yang bagai tarian diakhiri dengan tebasan pedang. Lapangan berpasir yang putih pun memerah oleh darah banteng. Keindahan? Ya. Sadis? Ya juga. Kengerian bagi penonton yang tak akrab dengan tradisi ini. Namun, kemampuan matador dalam menghindar dari terjangan banteng, terlebih sikapnya yang menantang si banteng menjadi kenikmatan tersendiri. Karenanya ia bertahan, bahkan tak menunjukkan tanda-tanda bakal menyingkir dari lubuk sanubari penggemarnya di Spanyol, Portugal, Prancis Selatan, dan negara-negara Amerika Latin.
Kecintaan akan tantangan dan keberanian dalam uji nyali agaknya menjadi salah satu elemen penting dalam budaya masyarakat Spanyol. Karena selain adu banteng, salah satu tradisi yang cukup terkenal di Spanyol adalah Bull-run (adu lari dengan banteng). Orang-orang bersiap di sepanjang jalan utama, menunggu suara letusan senapan ke udara sebanyak dua kali yang menandakan bahwa banteng telah dilepas ke jalan. Sejurus kemudian, sejumlah banteng dengan derap yang membabi buta menyusur jalanan. Orang-orang yang telah menunggu pun berlarian di depan banteng-banteng itu. Berlari sekencang-kencangnya agar tidak terseruduk banteng. Permainan uji nyali ini begitu menyedot perhatian dan minat masyarakat, sehingga kini menjadi salah satu objek turis di Pamplona.
Bisa jadi unsur kegilaan dan chaotic menjadi hiburan di Spanyol. Contoh lain tradisi di Spanyol yang gila dan kacau namun menjadi menarik adalah Tomatina. Sebuah pesta saling lempar tomat yang diadakan setiap tahun. Masyarakat telah bersiap merayakan tradisi ini sejak sehari sebelumnya dengan melapisi dinding luar rumah mereka dengan plastik. Karena begitu truk-truk yang mengangkut tomat datang keesokan harinya, sepanjang jalan utama perayaan akan memerah dan banjir tomat. Semua orang akan saling lempar tomat secara serampangan sampai tomat-tomat itu berubah menjadi jus kental setinggi mata kaki di jalan. Orang yang terkena lemparan tidak akan dan tidak boleh marah, karena itulah nikmatnya tomatina!
Kecintaan akan tantangan dan keberanian dalam uji nyali agaknya menjadi salah satu elemen penting dalam budaya masyarakat Spanyol. Karena selain adu banteng, salah satu tradisi yang cukup terkenal di Spanyol adalah Bull-run (adu lari dengan banteng). Orang-orang bersiap di sepanjang jalan utama, menunggu suara letusan senapan ke udara sebanyak dua kali yang menandakan bahwa banteng telah dilepas ke jalan. Sejurus kemudian, sejumlah banteng dengan derap yang membabi buta menyusur jalanan. Orang-orang yang telah menunggu pun berlarian di depan banteng-banteng itu. Berlari sekencang-kencangnya agar tidak terseruduk banteng. Permainan uji nyali ini begitu menyedot perhatian dan minat masyarakat, sehingga kini menjadi salah satu objek turis di Pamplona.
Bisa jadi unsur kegilaan dan chaotic menjadi hiburan di Spanyol. Contoh lain tradisi di Spanyol yang gila dan kacau namun menjadi menarik adalah Tomatina. Sebuah pesta saling lempar tomat yang diadakan setiap tahun. Masyarakat telah bersiap merayakan tradisi ini sejak sehari sebelumnya dengan melapisi dinding luar rumah mereka dengan plastik. Karena begitu truk-truk yang mengangkut tomat datang keesokan harinya, sepanjang jalan utama perayaan akan memerah dan banjir tomat. Semua orang akan saling lempar tomat secara serampangan sampai tomat-tomat itu berubah menjadi jus kental setinggi mata kaki di jalan. Orang yang terkena lemparan tidak akan dan tidak boleh marah, karena itulah nikmatnya tomatina!
Antonio Gaudi lahir di sekitar Reus di daerah Catalonia. Selama masa hidupnya (1852-1926), ia telah banyak menghasilkan karya-karya arsitektur yang luar bisa, terutama bangunan-bangunan religius, disamping yang bersifat sekuler. Karya Gaudi sering dikaitkan dengan arsitektur art nouveau, yaitu gerakan modernis yang secara umum dicirikan dengan pemakaian bahan bangunan modern seperti beton dan besi.
Telah lama di Spanyol telah terjadi ketegangan antara kaum Basque yang mayoritas (berpusat di Madrid), dengan kaum Catalonia yang minoritas (berpusat di Barcelona). Penyebab ketegangan ini adalah kecenderungan hegemoni dari kaum Basque yang bersifat mayoritas. Dalam bidang politik, kaum Catalonia tidak hanya tidak diikutsertakan dalam ekspedisi Spanyol serta imperialisasi di Amerika Tengah dan Selatan; namun juga diperlakukan seperti jajahan.
Namun, angin segar kebebasan berhembus bagi kaum Catalonia ketika pihak pusat Basque mengalami goncangan dan penurunan di abad ke-18, yang ditandai dengan hilangnya Cuba, Puerto Rico dan Filipina sebagai koloni. Angin segar ini membawa semacam semangat baru nasionalisme ke segala bidang.
Di bidang politik, gerakan nasionalisme Catalonia sempat membuat heboh di tahun 1880 dan 1890-an dengan aksi anarkis pelemparan bom. Dalam bidang artistik, gerakan nasionalisme ini lebih berusaha membuktikan bahwa masyarakat Catalonia memiliki gaya tersendiri yang hanya ada di Spanyol bagian utara, dengan pusatnya di Barcelona. Hal inilah yang menjadi salah satu latar belakang nasionalisme karya-karya Gaudi bagi Catalonia.
Walaupun terjadi ketegangan antara kaum Basque dan kaum Catalonia, tetapi sebagai sesama budaya serumpun, budaya Spanyol secara umum (Basque) dan budaya Catalonia saling mempengaruhi dalam prakteknya. Sebagai perumpamaan sederhana adalah budaya Indonesia secara keseluruhan dengan budaya Jawa. Beberapa unsur budaya Indonesia ada dan dipraktekkan dalam budaya Jawa. Begitu juga sebaliknya beberapa unsur budaya Jawa juga ada dan menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Begitu pula yang terjadi pada antara budaya Spanyol dan Gaudi (sebagai seorang Catalan). Memang, karya-karya Gaudi tidak pernah dikaitkan dengan budaya Spanyol secara keseluruhan, namun unsur-unsur budaya Spanyol secara umum yang mencerminkan keberanian, kecintaan akan tantangan, keberagaman, serta unsur ‘kegilaan’, chaotic, dan kontradiktif ada dalam semangat karya-karya Gaudi.
Telah lama di Spanyol telah terjadi ketegangan antara kaum Basque yang mayoritas (berpusat di Madrid), dengan kaum Catalonia yang minoritas (berpusat di Barcelona). Penyebab ketegangan ini adalah kecenderungan hegemoni dari kaum Basque yang bersifat mayoritas. Dalam bidang politik, kaum Catalonia tidak hanya tidak diikutsertakan dalam ekspedisi Spanyol serta imperialisasi di Amerika Tengah dan Selatan; namun juga diperlakukan seperti jajahan.
Namun, angin segar kebebasan berhembus bagi kaum Catalonia ketika pihak pusat Basque mengalami goncangan dan penurunan di abad ke-18, yang ditandai dengan hilangnya Cuba, Puerto Rico dan Filipina sebagai koloni. Angin segar ini membawa semacam semangat baru nasionalisme ke segala bidang.
Di bidang politik, gerakan nasionalisme Catalonia sempat membuat heboh di tahun 1880 dan 1890-an dengan aksi anarkis pelemparan bom. Dalam bidang artistik, gerakan nasionalisme ini lebih berusaha membuktikan bahwa masyarakat Catalonia memiliki gaya tersendiri yang hanya ada di Spanyol bagian utara, dengan pusatnya di Barcelona. Hal inilah yang menjadi salah satu latar belakang nasionalisme karya-karya Gaudi bagi Catalonia.
Walaupun terjadi ketegangan antara kaum Basque dan kaum Catalonia, tetapi sebagai sesama budaya serumpun, budaya Spanyol secara umum (Basque) dan budaya Catalonia saling mempengaruhi dalam prakteknya. Sebagai perumpamaan sederhana adalah budaya Indonesia secara keseluruhan dengan budaya Jawa. Beberapa unsur budaya Indonesia ada dan dipraktekkan dalam budaya Jawa. Begitu juga sebaliknya beberapa unsur budaya Jawa juga ada dan menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Begitu pula yang terjadi pada antara budaya Spanyol dan Gaudi (sebagai seorang Catalan). Memang, karya-karya Gaudi tidak pernah dikaitkan dengan budaya Spanyol secara keseluruhan, namun unsur-unsur budaya Spanyol secara umum yang mencerminkan keberanian, kecintaan akan tantangan, keberagaman, serta unsur ‘kegilaan’, chaotic, dan kontradiktif ada dalam semangat karya-karya Gaudi.
Banyak orang di Barcelona menganggap Gaudi gila dan mengatakannya demikian. Namun mereka mengerti apa motivasinya, dedikasinya, serta keeksentrikan dan keekstrimannya sebagai seorang seniman dan arsitek; bahkan menghargainya. Sesuai dengan sifat Gaudi yang keras kepala, maka karyanya sering dipengaruhi oleh luapan emosi. Hal ini sangat terasa pada penanganan terhadap detail bangunan yang terkesan puitis. Seperti contohnya, kolom-kolom di Casa Mila bagaikan dipuntir dari plafon dan meleleh di lantai.
Sesuai dengan falsafahnya “Arsitek adalah alat sederhana dari kekuasaan Tuhan”, maka ia sangat mendewakan alam yang diciptakan oleh Tuhan. Sebagian besar karyanya terinspirasi dari bentuk-bentuk alam yang cenderung berbentuk konveks atau konkaf. Hal inilah yang memberi kesan kontradiktif pada penyelesaian fasadenya yang bersifat sculptural dan diimbuhi dengan mozaik batu warna-warni seperti pada Casa Batlo memberikan kesan di satu sisi grotesque, keropeng-keropeng, tidak teratur, bahkan demonic. Namun di sisi lain tetap indah dan tertata bahkan agung (terutama pada karya-karyanya yang berupa gereja) karena seluruh hasil karyanya patuh dan sesuai dengan ciri kesucian spiritual.
Karena itu, sebagai seorang mahasiswa arsitektur, saya berpandangan bahwa sesuatu yang ‘gila’ dalam konteks kreatifitas, bukanlah sesuatu yang selalu negatif. ‘Kegilaan’ dalam berkreasi dapat menjadi semangat desain yang mendorong semangat berkarya dan berinovasi. Semangat ini akan terus mendorong kita untuk selalu memberikan lebih dan yang terbaik dari diri kita; memacu kita untuk think out of the box; serta menjadikan kita untuk berpikir kreatif. Kreatif yang tidak hanya menyangkut soal bentuk dan tampak, namun juga kreatif dalam memprediksikan kebutuhan pengguna bangunan serta dalam menyelesaikan masalah yang timbul. Karena itulah tantangan sejati dalam arsitektur.
Sesuai dengan falsafahnya “Arsitek adalah alat sederhana dari kekuasaan Tuhan”, maka ia sangat mendewakan alam yang diciptakan oleh Tuhan. Sebagian besar karyanya terinspirasi dari bentuk-bentuk alam yang cenderung berbentuk konveks atau konkaf. Hal inilah yang memberi kesan kontradiktif pada penyelesaian fasadenya yang bersifat sculptural dan diimbuhi dengan mozaik batu warna-warni seperti pada Casa Batlo memberikan kesan di satu sisi grotesque, keropeng-keropeng, tidak teratur, bahkan demonic. Namun di sisi lain tetap indah dan tertata bahkan agung (terutama pada karya-karyanya yang berupa gereja) karena seluruh hasil karyanya patuh dan sesuai dengan ciri kesucian spiritual.
Karena itu, sebagai seorang mahasiswa arsitektur, saya berpandangan bahwa sesuatu yang ‘gila’ dalam konteks kreatifitas, bukanlah sesuatu yang selalu negatif. ‘Kegilaan’ dalam berkreasi dapat menjadi semangat desain yang mendorong semangat berkarya dan berinovasi. Semangat ini akan terus mendorong kita untuk selalu memberikan lebih dan yang terbaik dari diri kita; memacu kita untuk think out of the box; serta menjadikan kita untuk berpikir kreatif. Kreatif yang tidak hanya menyangkut soal bentuk dan tampak, namun juga kreatif dalam memprediksikan kebutuhan pengguna bangunan serta dalam menyelesaikan masalah yang timbul. Karena itulah tantangan sejati dalam arsitektur.