Beri Daku
Di Uzbekistan, ada
Aneh, aku jadi ingat pada Umbu
Rinduku pada
Dimana matahari membusur api di atas
Rinduku pada
Dimana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga
Tanah rumput, topi rumput, dan jerami bekas rumput
Kleneng genta, ringkik kuda, dan teriakan gembala
Berdirilah di pesisir, matahari ‘
Dan angin zat asam panas mulai dikipas dari
Beri daku sepotong daging bakar
Lenguh kerbau dan sapi malam hari
Beri daku sepucuk gitar
Bossa nova dan tiga ekor kuda
Beri daku cuaca tropika
Kering tanpa hujan ratusan hari
Beri daku ranah tanpa pagar
Luas tak berkata, namanya
Rinduku pada
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sementara langit bagai kain tenunan tangan,
Gelap coklat tua
Dan bola api, merah padam
Membenam di ufuk teduh
Rinduku pada
Dimana matahari membusur api,
Cuaca kering dan ternak melenguh
Rinduku pada
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Karya: Taufiq Ismail
Dari: Laut Biru Langit Biru,
Ajib Rosidi
Kadang terasa aneh, mengapa kita bisa menyukai sesuatu saat pertama kali melihat, mendengar, membaca. Begitu pula yang terjadi mengapa saya jadi menyukai Spanyol. Sesuatu yang tidak terjelaskan.
Ketika membaca puisi ‘Beri Daku Sumba’, yang merupakan puisi favorit saya. Memang puisi ini menjelaskan suatu tempat yang saya tafsirkan di
Bab-bab awal dari tulisan ini menjadi semacam perkenalan ulang antara saya dan Spanyol. Ternyata masih terdapat banyak hal yang belum saya ketahui sebelumnya, sekarang mulai mengerti, namun ada yang masih tinggal dalam bayang-bayang.
Pertama-tama saya hendak mengkaitkan antara budaya ‘Spanyol secara umum’ dengan budaya
Dari sumber yang sempat saya wawancarai (Pak Deddy Halim yang pernah berada di
Menurut pendapatnya, ketegangan antara kaum Basque terhadap
Disini, dapat kita melihat bahwa ketegangan antar kaum masyarakat merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kehidupan bernegara. Agaknya diperlukan kesadaran semua kaum masyarakat bahwa satu hal yang mendasar, sebagai sesama manusia sebaiknya saling tenggang rasa dan menghormati perbedaan.
Dari segi budaya, sebagai sesama budaya serumpun, pastilah saling mempengaruhi. Begitu pula halnya dengan Spanyol, walaupun terjadi ketegangan antara kaum Basque dan kaum Catalonia, tetapi sebagai sesama budaya serumpun, budaya Spanyol secara umum dan budaya Catalonia saling mempengaruhi. Sebagai perumpamaan perbandingan adalah budaya
Perpaduan merupakan hal yang alami dan tak terelakkan, menurut pendapat saya, merupakan suatu hal yang sia-sia jika ingin bertahan dengan budaya kita sendiri-sendiri. Hal tersebut merupakan suatu konteks yang selalu sering didengung-dengungkan, namun dalam prakteknya kita tidak dapat bertahan sendiri-sendiri secara 100%, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi, dan secara terus menerus mengalami perubahan. Sebab perubahan itu kekal, dan kekal adalah perubahan.
Mengenai Antonio Gaudi. Karya-karya Gaudi merupakan bentuk dukungan terhadap gerakan nasionalisme
Semangat nasionalisme Gaudi merupakan semangat nasionalisme yang patut ditiru. Di zaman seperti kita sekarang, semangat nasionalisme kurang perlu ditunjukkan dengan kekuatan fisik. Apalagi bagi kita yang bukan tentara. Sebagai kaum terpelajar, sudah saatnya kita mengarahkan semangat nasionalisme dengan berkarya sebaik-baiknya. Tidak perlu muluk-muluk bersifat nasionalis. Cukup berbuat yang terbaik bagi lingkungan sekitar dahulu. Jangan merugikan orang lain dan lingkungan. Jika setiap orang dapat melakukan hal ini, semoga akan terbina lingkungan hidup yang baik dan akan berkembang secara bertahap.
Karya-karya Gaudi memang tidak pernah dikaitkan dengan Spanyol secara keseluruhan. Apalagi, salah satu latar belakang karya-karya Gaudi merupakan nasionalisme
Bentuk bangunannya yang aneh, namun indah. Hiasannya yang kadang menimbulkan kesan demonic namun menarik. Pengerjaan interior yang sangat menampilkan kesan emosional. Ia berani ‘gila’. Sesuatu yang ‘gila’ dalam konteks kreatifitas, bukanlah sesuatu yang selalu negatif. ‘Kegilaan’ dalam berkreasi dapat menjadi semangat desain yang mendorong semangat berkarya dan berinovasi. Semangat ini akan terus mendorong kita untuk selalu memberikan lebih dan yang terbaik dari diri kita; memacu kita untuk think out of the box.
Di sisi lain,
Perhatikan tiang-tiang istana Mesir Kuno. apakah yang tampak mencolok? Tiang Mesir tampak sangat sederhana, walaupun garis-garis alur melintang pada tiang, beserta bantalan antara pucuk tiang dan balok yang ditopangnya cukup memberi kesan hiasan. Bentuk-bentuknya serba mengekang diri, penuh disiplin dan dapat dikatakan berwatak lelaki yang stabil, teguh tenang, tidak banyak cingcong. Tiang ini bagaikan tokoh wayang Bima dalam hal keseluruhan wataknya, tidak kenal basa basi dan jujur apa adanya. Tiang ini juga dapat diibaratkan
Sebaliknya, tiang
Dua watak
Dapat dikatakan bahwa
Namun, seperti dikatakan dalam Wastu Citra, dimana setiap
Terlepas dari itu semua, Antonio Gaudi merupakan arsitek besar yang totalitas semangat desainnya perlu kita hargai dan teladani.
Tantangan dan resiko itu juga yang saya pikir, menjadi daya kerlap dunia arsitektur. Hampir dalam setiap film dokumenter tentang proyek-proyek arsitektur, tercermin bagaimana setiap hari ada saja masalah yang timbul. Apa yang telah direncanakan di atas kertas dan komputer, menemui kendala di lapangan. Setiap kemampuan individu bagai tersedot ke dalam proyek tersebut. Ketika permasalah dan tantangan paling rumit terpecahkan, seluruh anggota pekerjaan seakan mencapai kepuasan kerja yang amat sangat.
Tekanan dan kendala mungkin merupakan hal yang membuat stres. Namun, dari sisi lain, kita dapat melihat bahwa kendala tersebut memang merupakan tantangan dunia arsitektur. Arsitektur yang menuntut totalitas dan akan terus mendorong seseorang ke batas-batas maksimalnya, karena akan terus mendorong kemampuan seseorang untuk berkembang.
Bagi mahasiswa arsitektur, tekanan tugas dan STUPA di kuliah merupakan hal yang berat. Banyak yang berpendapat, kuliah arsitektur itu menguras tenaga dan pikiran. Banyak yang pada saat masuk kuliah agak berisi, setelah kuliah 2 tahun, jadi kurus ceking. Menjelang pengumpulan tugas, semua terserang stupangitis. Gejalanya adalah pandangan jadi kosong, mata mirip panda karena kurang tidur, bicaranya mulai tidak nyambung. Atau malah jadi gampang marah-marah, tampang depresi, yang cewek jadi cepat terlihat tua.. ha3
Tapi begitulah indahnya kuliah arsitektur, di sisi lain, jika tidak kuliah arsitektur, mungkinkah saya:
Mendapat kesempatan naik ke atap gedung berlantai 22? Merasa diri begitu kecil, dan bersyukur kepada Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk membina sesuatu yang begitu besar.
Merasakan seperti apa basement gelap setengah jadi, yang konon kabarnya sering terjadi ‘penampakan’? Bulu kuduk meremang di tangan yang menggenggam senter lapangan yang mulai kedap-kedip.
Mengetahui bagaimana rasanya kerja rame-rame dengan teman, ngebut menyelesaikan tugas tekno yang sulit setengah mati sampai akhirnya terkunci di kampus.
Atau merasa tenang di subuh hari, ketika adzan pagi berkumandang, memandang maket yang baru selesai? Merasa satu semester berjalan cepat sekali. Terima kasih arsitektur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar